Sabtu, 02 Mei 2009

Renungan 1

*BELAS KASIH ALLAH*

(Yohanes 8: 1-11)

Pada suatu hari seorang Missionaris yang tinggal di salah satu pulau di Pasifik, heran melihat seorang wanita masuk rumahnya dengan menggenggam pasir yang masih basah, lalu ia bertanya : “Apakah Engkau tahu ini?”sambil menunjukkan genggaman pasir itu. “Kelihatanya seperti pasir’ jawab Missionaris itu. Apakah engkau tahu mengapa saya membawanya kemari? Wanita itu bertanya lagi, Saya tidak tahu maksud anda, jawab Pastor itu. “Baiklah ini adalah dosa-dosaku, perempuan itu meneranngkan, dosa-dosaku banyak sekali tak terhitung seperti pasir di lautan, bagai mana mungkin saya mendapat pengampunan?

Anda mendapat pasir ini di tepi pantai, bukankah begitu? Kata missionaris. Baiklah kembalikan genggaman pasir itu dan buatlah gundukan dengan pasir itu, kemudian duduklah dan perhatikanlah, lalu ombak datang menyapu gundukan pasir itu. Pelan-pelan tapi pasti gundukan pasir itu merata dan lenyap, itulah karya pengampunan Tuhan. BelaskasihNya seluas samudera, bertobatlah sungguh-sungguh dan Tuhan akan mengampuni (sumber dari buku: Toserba Surgawi)

Perikop injil Yohanes 8 : 1-11 (injil hari senin, 30-03-09) berkisah tentang seorang perempuan yang berzinah yang hendak dihukum rajam oleh orang-orang yang merasa tidak berdosa, sunggguh jelas bagi kita bahwa Belas Kasih Allah kepada manusia pendosa sunggguh besar, agar semua selamat. Yesus tidak menghakimi Perempuan yang berzinah itu. Yesus hanya tunduk dan menulis-nulis di tanah dan berkata kepada orang banyak siapa yang tidak berdosa di antara kamu, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepadanya. Yesus menulis ditanah…. suatu tulisan di tanah akan gampang terhapus baik oleh hembusan angin, siraman air hujan ataupun oleh hal-hal lain. Ini adalah pralambang bagi dosa-dosa kita yang akan diampuni Allah Bapa, jika kita sungguh-sunggguh bertobat dan tidak berbuat dosa lagi.

Betapa sering kita merasa diri hebat jika mengetahui, menemukan apalagi boleh berhasil membuka aib orang lain untuk dipermalukan, kita tahu bahwa orang itu harus dihukum, diadili sesuai aturan main yang pantas menurut kita.

‘Ingat !! :

· Saat diriku (kita) dipermalukan,…….. betapa berat, sakit, hina,… tapi….Tuhan tidak ikut mempermalukan dan menghukummu.

· Saat aku mempermalukan, merendahkan saudara/sesama ………. Sementara Tuhan tidak menghukum atau mempermalukan dia, ….. jawablah!!! : MEMANGNYA SIAPAKAH AKU INI???

Teladan Yesus

Luk 23:34a Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Eph 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Ketika kita berbuat salah terhadap seseorang, biasanya apa yang harus kita lakukan? Seperti biasa tentunya kita harus meminta maaf. Tetapi bagaimana jika ada seseorang yang menyakiti perasaan kita tetapi dia tidak meminta maaf, maka apa yang harus kita lakukan? Jika kita memberi maaf tanpa harus menunggu dan menuntut permintaan maaf darinya, Itu baru luar biasa! Itulah yang dilakukan oleh Tuhan kita (bdk Luk 23:34a) ketika Dia menderita di salib. Di situ dijelaskan bahwa Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mengampuni khususnya kepada orang-orang yang menyalibkan dia. Sikap proaktif Yesus inilah yang seharusnya kita teladani juga di dalam kehidupan kita sehari-sehari ketika seseorang berbuat salah terhadap kita. Dalam Efesus 4:32 juga dikatakan alasan mengapa kita harus mengampuni yaitu bahwa Tuhan terlebih dahulu telah mengampuni kita oleh karena itu kita juga harus saling mengampuni dengan yang lain. Janganlah ragu untuk meminta maaf karena kita pada dasarnya juga adalah manusia berdosa dengan cacat dan cela. Janganlah merasa rugi untuk memberi maaf karena Tuhan Yesus telah terlebih dahulu memaafkan kita.

Sungguh hidup ini begitu indahnya jika kita saling memaafkan satu dengan yang lain. Dan begitu leganya jika kita sudah bisa saling mengampuni antara satu dengan yang lain. Jangan keraskan hati, kita tidak akan rugi jika kita meminta maaf dan memaafkan seseorang. Percayalah, maaf bukan sekedar kata-kata tetapi jauh lebih itu dan mempunyai efek yang luar biasa.

Pengampunan ini mengikat kita bersama, dalam untung dan malang dan memungkinkan kita berkembang dalam saling kasih mengasihi. Pengampunan adalah jalan menuju kemerdekaan anak-anak Allah. Dan mengampuni orang lain adalah suatu pembebasan, kita membebaskan orang itu dari ikatan yang menjerat yang ada diantara kita. Kita juga membebaskan diri kita dari beban hidup sebagai orang yang dilukai hatinya. Tampaknya pengampunan itu mustahil, tetapi tidak ada yang mustahil bagi Allah, Allah yang bersemayam dalam batin kita akan mengaruniakan rahmat yang membuat kita mampu mengatasi diri kita yang terluka dan berani berkata: “Atas Nama Allah, engkau ku ampuni” semua ini bisa jika ada Belas Kasih Allah yang ada dalam diri kita dipupuk dan diasa.

Maka marilah dalam masa Prapaska ini yang sudah kita mulai dengan menerima abu yang ditandai didahi kita, kita ingat untuk bertobat terus menerus, juga sebagai tanda ketidakabadian dunia ini, semua ini dalam konteks pengampunan yang terus menerus yang terjadi tidak hanya karena masa prapaska melainkan masa hidup kita di duinia karena kita manusia lemah yang sadar tidak sadar akan terjatuh dalam kelemahan yang sama yang mengharuskan kita mau mengampuni, diampuni dan mohon ampun pada Tuhan Allah si Maha Pengampun, karena melalui ini nyata bahwa satu-satunya keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita. Aroma PASKA sudah tercium mari kita raih dengan kemenangan bersama Kristus. Mari kita mulai lagi sebab kita belum berbuat apa-apa (st. Frans, Asisi) . Selamat Paska!!! (Sr. Isabella, KSFL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda semoga menjadi berkat